Jantung adalah organ
berukuran kepalan yang terdapat di tengah dada. Fungsi utamanya adalah memompa
darah ke paru-paru dimana darah diisi ulang dengan oksigen dan kemudian
selanjutnya memompa darah ke seluruh tubuh untuk membuatnya berfungsi baik.
Supaya jantung berfungsi baik, jantung menerima darah kaya oksigen via pembuluh
darah disebut arteri jantung.
Deksripsi
Atherosklerosis adalah proses yang
menyebabkan kumpulan bertahap pada lapisan dalam arteri dan kemudian
penyempitaan arteri jantung. Walaupun mekanisme pasti tidak diketahui, faktor
tertentu pada seseorang meningkatkan kemungkinan terjadinya proses ini.
Termasuk merokok, penyakit gula, tekanan darah tinggi, kolesterol dan sejarah
keluarga kuat.
Ketika penyempitan dalam lumen
arteri parah, jumlah asupan darah tidak mencukupi kebutuhan otot jantung,
khususnya ketika seseorang mengalami tekanan atau berolah raga. Kondisi dimana
otot jantung kelaparan nutrisi penting disebut iskaemik miokardial. Ketika
iskaemik miokardial terjadi ketika tekanan, disebut angina (contohnya nyeri
dada). Angina tetap tidak membahayakan jiwa dan biasanya sembuh seketika dengan
beristirahat untuk menurunkan kebutuhan otot jantung atau minum obat untuk
dilasi arteri jantung supaya meningkatkan aliran darah.
Sebaliknya, serangan jantung yang
terjadi seketika, penyumbatan arteri jantung komplit menyebabkan kerusakan
tetap pada otot jantung (infaksi miokardial). Ini biasanya disebabkan oleh
pecah seketika bagian tersumbat (pecah plak) didalam arteri. Ini menyebabkan
pembentukan gumapalan pada bagian yang pecah (prosesnya dikenal dengan
Atherothrombosis) dan kemudian penyumbat arteri komplit. Iskaemik miokardial
terjadi saat istirahat dan jika arteri tidak dibuka tepat waktu, sel oto
jantung mati dalam hitungan menit. Jika iskaemik berlangsung lebih dari 6 jam,
sebagian otot yang memasok ke arteri rusak permanen.
Ketika serangan jantung terjadi,
pasien biasanya mengalami ketidaknyamanan dada parah.
Walaupun pengobatan diberikan, masih
ada 10% tingkat kematian pada pasien serangan jantung. Ini biasanya disebabkan
irama jantung abnormal (fibrilasi ventricular) karena ketidakstabilan listrik
jantung atau gagal jantung karena serangan jantung besar. Kadang-kadang, otot
jantung dapat pecah setelah serangan jantung dan ini biasanya fatal.
Faktor Resiko
• Merokok
Perokok memiliki 2 hingga 3 kali
resiko daripada bukan perokok untuk serangan jantung. Hampir 40% pasien berusia
dibawah 65 tahun yang meninggal karena serangan jantung adalah perokok. Meroko
juga menyebabkan stroke, tekanan darah tinggi, penykit oembuluh darah, kanker
dan penyakit paru-paru.
Ketika seseorang merokok, nikotin pada asap mempercepat detk jantungnya, meningkatkan tekanan darah dan menggangu aliran darah dan udara ke paru-paru. Karbon monoksida dalam asap menurunkan jumalh oksigen dalam darah mengalir ke seluruh tubuh seseorng, termasuk jantung dan otak. Tar dan bahan penyebab kanker lainnya tersimpan dalam jalan pernafasan dan paru-paru. Meroko juga menyebabkan kolesterol HDL menurun.
• Tekanan darah tinggi
Tekanan darah tinggi juga disebut
hipertensi adalah satu dari factor resiko besar untuk penyakit jantung koroner
dn penyakit serebrovaskular, seperti stroke. Jika dibiarkan, hipertensi juga
dapat menyebabkan gagal jantung atau pecahnya pembuluh darah di otak.
Hipertensi biasanya terjadi tnpa gejala. Jangka panjang, menyebabkan kerusakan jantung dan pembuluh darah, stroke atau serangan jantung. Kadang, jika tekanan darah tinggi sangat tinggi, sakit kepala, pusing atau perubahan pandangan dialami.
Anda harus mengecek tekanan darah sedikitnya setahun sekali. Tekanan darah sedikit meningkat mungkin kembali normal jika Anda menurunkan berat badan, berolah raga lebih dan menurunkan asupan garam. Jika perhitungn ini tidak berhasil, maka mungkin perlu minum obat. Namun, sekali mulai minum obat, penting untuk terus-menerus minum, diikuti dengan pola hidup sehat. Pengobatan hipertensi bagi banyak orang bersifat seumur hidup.
• Kolesterol tinggi
Lipoprotein densitas rendah (LDL)
atau kolesterol “jahat” akan meningkatkan penumpukan lemak pada arteri.
Sebaliknya Lipoprotein densitas tinggi (HDL) atau kolesterol “baik”
menyingkirkan kolesterol dari sel sebelum mereka menumpuk sebagai plak di
arteri.
Tujuannya adalah untuk mempertahankan tingkat total kolesterol Anda serendah mungkin. Kelebihan kolesterol dalam darah mungkin ditumpuk di arteri. Tumpukan ini menyebabkan pengersan arteri, sedemikian sehingga mereka menyempit dan aliran darah ke jantung menurun atau terhambat.
Tekanan darah tinggi itu sendiri tidak memiliki gejala. Sedemikian sehingga, banyak orang tidak sadar bahwa tingkat kolesterol mereka tinggi. Ini penting untuk mengecek tingkat kolesterol Anda secara teratur. Jika tingkat tinggi, bisa diturunkan untuk menurunkan kemungkinan Anda berpenyakit jantung koroner.
Tingkat kolesterol yang diharapkan tergantung resiko yang Anda miliki untuk penyakit jantung koroner.
• Diabetes
Diabetes mellitus adalah penyakit
kronis. Orang dengan diabetes 2 hingga 4 kali lebih mungkin untuk memiliki
penyakit jantung koroner dan stroke. Ini sering diasosiasikan dengan resiko
jantung lainnya, seperti tekanan darah tinggi, meningkatnya total kolesterol
dan tingkat trigliserida, menurunnya tingkat kolesterol HDL dan obesitas.
Strategi pengobatan dasar adalah mempertahankan dengan baik jumlah gula dalam darah. Mempertahankan berat ideal, pola makan dan olah raga teratur dapat mencegah diabetes mellitus awal.
• Obesitas
Orang yang memiliki berat badan
berlebih – khususnya dilokasi seputar pinggang – lebih berisiko memiliki
penyakit jantung dan stroke walaupun mereka tidak memiliki fantor resiko lain.
Kelebihan berat badan meningkatkan beban jantung. Itu juga meningkatkan tekanan
darah, kolesterol darah dan tingkat trigliserida, dan menurunkan HDL (tingakt
kolesterol “baik”). Juga diasosiasikan dengan perkembangan diabetes mellitus.
Sejarah keluarga dan lingkungan
berperan dalam menentukan obesitas. Lemak tubuh meningkat jika Anda
mengkonsumsikan banyak kalori makanan lebih dari kebutuhan dalam jangka
panjang. Tidak aktif fisik dan pola makan tinggi lemak juga berkontribusi
terhadap obesitas. Sama dengan, control berat badan (turun lemak) mungkin
dengan menurunkan asupan makanan bersamaan dengan meningkatkan aktivitas fisik.
Jika Anda menggunakan lebih banyak kalori karena meningkatnya aktivitas fisik,
turunnya berat badan berthap akan terjadi. Diet sendiri menyebabkan turunnya
berat badan, yang menyebabkan turunnya tekanan darah, gula darah dan tingkat
kolesterol darah.
• Kurang olah raga
Gaya hidup tidak aktif adalah factor
resiko untuk penyakit jantung koroner. Aktivitas fisik teratur membantu
mencegah penyakit jantung dan pembuluh darah. Aktivitas intensitas sedang
membantu jika dilakukan teratur dan dalam jangka panjang. Olah raga teratur
juga membantu meningkatkan factor resiko kardiovaskular, seperti berat badan
turun, tekanan darah turun, stress turun dan tingkat kolesterol naik. Ingatlah,
olah raga benar-benar sangat berguna khususnya apabila resiko yang terlibat
minimal. Program latihan harus dimulai dengan perlahan untuk menghindari kecelakaan
otot dan ligamen Anda. Orang yang mengidap penyakit jantung koroner atau
berusia diatas 40 tahun yang tidak aktif disarankan mencari bantuan medis
sebelum mulai program latihan teratur.
• Stres
Tekanan darah Anda seketika naik
jika marah, bersemangat, takut atau dibawah stress. Jika Anda terus menerus
stress berkepanjangan, Anda berada di resiko lebih tinggi untuk memiliki
tekanan darah tinggi.
Stres mungkin menyebabkan palpitasi,
sakit kepala, insomnia (gangguan tidur) dan gangguan pencernaan.Stres
berkepanjangan dapat mengakibatkan serangan jantung. Stres emasional dan
ketegangan juga menyebabkan tubuh menghasilkan adrenalin, yang membuat jantung
berpacu lebih cepat dan lebih keras, dan mungkin juga mengakibatkan pembuluh
darah menyempit.
Faktor Resiko tidak dapat diubah
• UsiaUsia seseorang meingkatkan kerentanan terhadap penyakit jantung. Untuk wanita, efek menopause, termasuk hilangnya hormone esterogen, tampak meningkatkan resiko penyakit jantung koroner dan stroke.
• Jenis kelaminPria 3 hingga 5 kali lebih mungkin memiliki penyakit jantung koroner dibandingkan wanita. Namun, resiko wanita meningkat setelah menopause. Sekitar 5 hingga 10 tahun sesudah menopause, resiko penyakit jantung koroner untuk wanita meningkt hampir sama dengan pria.
• EtnikResiko penyakit jantung koroner beragam pada grup etnik berbeda. Studi yang dilakukan di Singapura menunjukkan kemungkinan penyakit jantung koroner tertinggi pada Asia Selatan. Dibandingkan dengan Cina, Asia Selatan 3 kali lipat, dan Melayu 2 kali lipat lebih mungkin untuk menderita penyakit jantung koroner.
• KeturunanAnda mungkin beresiko tinggi penyakit jantung jika anggota keluarga langsung (orang tua, anak, saudara laki-laki dan saudara perempuan) memiliki sejarah penyakit jantung dini. Faktor resiko tertentu cenderung ada dalam beberapa keluarga. Jika ada sejarah penyakit jantung dalam keluarga, Anda harus berusaha keras mengendalikan faktor resiko lainnya.
• MenopauseBanyak wanita sebelum usia menopause tampak sebagian terlindungi dari penyakit jantung koroner, serangan jantung dan stroke. Tingkat esterogen wanita tertinggi selama masa subur dan menurun saat menopause. Namun, hilangnya esterogen natural wanita seiring dengan usia mungkin berdampak terhadap meningkatnya resiko penyakit jantung dan stroke setelah menopause.
Sesudah menopause, wanita memiliki
lebih banyak profil biokimia yang merugikan, termasuk trigliserida atau tingkat
kolesterol lipoprotein densitas rendah sangat rendah (VLDL), dan LDL atau
kolesterol “buruk”. Perubahan ini membuat wanita lebih rentan untuk mengalami
penyakit jantung koroner. Pengelolaan faktor resiko ini menjadi sangatlah
penting. Jika menopause disebabkan oleh operasi untuk mengangkat rahim dan
indung telur, resiko mungkin meningkat pesat.
Jika menopause terjadi alamiah,
resiko meningkat bertahap. Namun, hormone penggant rutin untuk wanita yang
mengalami menopause alamiah tidak mencegah penyakit jantung.
Tanda dan Gejala
Saat serangan jantung,
seseorang biasanya mengalami nyeri tengah dada berlebih, secara sederhana
digambarkan sebagai sensasi berat atau tertekan. Nyeri dda sangat serupa dengan
nyeri angina tetapi lebih lama (>30 menit) dan tidak membaik dengan
beristirht atau obat biasanya untuk angina. Kondisi ini biasanya diikuti mual,
berkeringat dan kecemasan. Namun, 25% serangan jantung tidak terasa secara
klinis.
1. Ketahui tanda peringatan serangan jantung.
2. Hubungi 995 untuk ambulans
3. Beritahu seseorang situasinya dan pastikan seseorang
menemani pasien.
4. Buat pasien menghentikan semua aktivitas, duduk atau
berbaring, dan tunggu transportasi ke rumah sakit terdekat.
5. Pasien tidak dianjurkan menyetir ke rumah sakit.
Diagnosis serangan jantung didasari
oleh 3 hal : karakteristik nyeri dada, EKG dan
tes darah. Jika du dari tiga hal ini ada, itu merupakan konfirmasi diagnosis
serangan jantung. EKG adalah tes yang paling berguna karena itu biasanya
menunjukkan perubahan karakteristik pada menit serangan jantung.
Akhirnya konfirmasi serangan jantung
adalah tes darah, yang mendeteksi pelepasan protein ke dalam aliran darah jika
bagian otot jantung mati. Namun, protein ini (enzim jantung) hanya dapat
dideteksi 4 hingga 6 jam sesudah serangan jantung, yang mungkin terlambat untuk
melakukan tindakan jika penanganan serangan jantung hanya didasarkan pada ini
saja.
Tujuan pengobatan serangan jantung
adalah diagnosis dini dan untuk membuka arteri yang tersumbat secepat mungkin
dan secara efektif untuk meminimalkan kemungkinan kerusakan pada otot jantung.
Saat ini, ada dua pilihan pengobatan untuk membuka arteri. Caratercepat untuk
menanggulangi serangan jantung adalah memberikan obat pengencer darah kuat
(agen thrombolitik) untuk menghancurkan gumpalan dan kumudian membuka arteri.
Dokter berkualifikasi dapat memberikan obat ini secepatnya saat diagnosis
serangan jantung. Namun, ini hanya efektif pada sekitar lebih dari 50% dalam
membuka arteri tersumbat dan mungkin menyebabkan komplikasi perdarahan serius
dari tempat lainnya, termasuk otak.
Cara lebih efektif untuk membuka
arteri adalah dengan memasukkan balon atau cincin melalui tusukan kecil pada
selangkang atau pergelangan tangan untuk membuka arteri, dikenal dengan angioplasti
jantung. Kesuksesannya lebih dari 90% kasus. Kekurangan pengobatan ini adalah
bahwa prosedur ini membutuhkan ruang prosedur dan operator berpengalaman.
Dokter mungkin menyarankan program
rehabilitasi jantung, modifikasi pola makan dan obat-obatan untuk membantu
pasien secara bertahap kembali ke gaya hidup normal dan menurunkan resiko
serangan jantung lainnya.
1. Rehabilitasi jantungProgram terstruktur ini bertujuan untuk membantu pasien secara bertahap meningkatkan kesehatan jantungnya, dan kesejahteraan psikologikal untuk kembali ke gaya hidup normal. Juga bertujuan untuk merubah factor resikonya dan menurunkan resiko serangan jantung lainnya.
Tim kesehatan professional termasuk
dokter, perawat, fisioterapis, psikolog, penata diet dan apoteker bekerja sama
dengan pasien. Mereka akan tersedia untuk mengajar, membimbing dan mendukung
pasien dalam pemulihan.
a. Latihan olah ragaProgram latihan yang sesuai untuk meningkatkan kesehatan
jantung secara aman.
b. Edukasi kesehatanUntuk memberikan pasien dan anggota keluarga tentang
informasi serangan jantung, tanda dan gejala dan factor resikonya.
c. Modifikasi faktor resiko dan
tingkah lakuLangkah praktis mengenai perubahan
factor resiko dan tingkah laku akan diberitahukan. Seseorng yang merokok
disarankan untuk berhenti dan mendapat saran bagaimana menghentikannya.
Pengelolaan stress juga penting.
d. Modifikasi pola makanPasien disarankan untuk mengikuti pola makan sehat.
Contohnya, makanan tinggi kolesterol dan lemak jenuh seperti lemak hewani,
produk susu, telur, daging merah (sapi, kambing), minyak kelapa dihindari.
Alternatif makanan sehat diperkenalkan, contohnya, susu rendah lemak atau
daging tidak berlemak. Persiapan alternative makanan sehat diperkenalkan kepada
psien atau anggota keluarga. Contohnya, penggunaan minyak kanola atau olive
untuk memasak, membakar, merebus atau menguapi makanan daripada menggorengnya.
2. Obat-obatan
Obat-obatan diresepkan untuk pasien
serangan jantung untuk :
·
Mengurangi resiko serangan jantung
lainnya (seperti obat anti-paletet seperti aspirin, klopidogrel atau
tiklopidin).
·
Menghilangkan nyeri dada.
·
Pengendalian faktor resiko seperti
diabetes, tekanan darah tinggi atau kolesterol tinggi.
Pasien harus mengikuti aturan minum
sesuai resep walaupun dia meraka sehat. Pasien harus memberitahukan dokter jika
merasakan efek samping dari obat-obatan. Pasien juga harus memberitahukan dokter
jika merasa dosisnya kurang cocok atau jika kesulitan untuk meminum obat secara
teratur.
Setiap pasien berbeda dan harus
berkonsultasi dengan dokter kapan mereka bisa kembali melakukan berbagai
aktivitas. Berikut beberapa saran umum yang berlaku untuk pasien dengan
serangan jantung ringan.
1. BekerjaTergantung dari jenis pekerjaan. Jika pekerjaan non fisik, pasien dapat mulai bekerja dalam beberapa minggu. Untuk pekerjaan fisik atau penuh stress, pasien mungkin memerlukan hingga tiga bulan tidak bekerja. Pasien harus berkonsultasi dengan dokter jantungnya mengenai kesehatan spesifik untuk kembali bekerja.
2. Berkendaraan
Pasien harus berkonsultasi dengan
dokter jantungnya mengenai kesehatan spesifik untuk mengendarai, khususnya jika
mengendarai kendaraan komersial.
Banyak
pasien dapat mengemudi dalam waktu tiga hingga lima minggu setelah serangan
jantung jika mereka sembuh dengan baik tanpa komplikasi. Namun yang terbaik
bagi seseorang untuk menemani pasien pada awalnya.
3. Olah ragaSetelah serangan jantung, pasien disarankan untuk beristirahat cukup. Pemulihan kesehatan jantung bertahap. Intensitas latihan ditingkatkan bertahap.
Pasien mungkin mulai latihan
berjalan diatas permukaan rata pada minggu ketiga sesudah serangan jantung,
mulai mendaki dan perlahan jalan naik mulai minggu keempat. Jalan cepat normal
biasanya dimulai sekitar tiga bulan.
Jika pasien mengalami nyeri dada,
ketidaknyamanan atau nafas memendek ketika berjalan, kurangi keceptan perlahan
dan berhenti. Laporkan gejala ke dokter. Pasien harus konsul ke dokter
jantung mengenai waktu spesifik untuk kembali ke aktivitas olah raga normal.
Source : Singapore Health Service Pte Ltd